![]() |
Petugas BPBD Lebak menyalurkan air bersih. |
Berdasarkan data dari BMG (Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika) Banten, musim kemarau saat ini kemungkinan akan
berlangsung sampai dengan September 2015. Bencana kekeringan yang melanda
sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak membuat ratusan keluarga mengalami krisis
air bersih, serta terancamnya ribuan Ha areal persawahan.
Sejak bulan lalu, Kabupaten Lebak, ditetapkan dalam
status darurat air bersih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi Banten.
Pegawai BPBD
Kabupaten Lebak yang dibantu oleh para relawan, yang selalu sigap membantu warga
menghadapi bencana kekeringan atau
krisis air bersih yang tersebar di hampir seluruh Kecamatan di wilayah
Kabupaten Lebak.
Untuk
menanggulangi permasalahan yang tengah dihadapi warga itu, Bupati Lebak, Hj.
Iti Octavia Jayabaya menginstruksikan, kepada BPBD Lebak untuk memberikan
bantuan air bersih kepada masyarakat yang mengalami kekeringan sejak Bulan Juli
lalu, secara merata dan berkala. Bupati berharap
agar warga tidak sungkan untuk melapor dan menginformasikan kepada Pemkab
melalui BPBD dan pihak-pihak terait jika di Wilayahnya terkena dampak
kekeringan dan mengalami krisis air bersih. Karena berdasarkan data dan
pemetaan wilayah yang sudah dimiliki BPBD, terdapat puluhan kampung dan belasan
desa yang tersebar di 14 Kecamatan yang termasuk kedalam katagori rawan
kekeringan.
Menurut Pelaksana
Harian BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi, sampai saat ini BPBD Lebak telah
mendistribusikan bantuan air bersih utnuk warga Lebak, dan petugas BPBD selalu
siap untuk menyalurkan bantuan juka memang ada permintaan dari warga.
“Hampir setiap
hari kami mendistribusikan air bersih untuk kebutuhan warga sehari-hari”. ujar
Kaprawi, Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak.
Menurutnya
masyarakat yang dilanda krisis air bersih tercatat di 11 Kecamatan antara lain, Kecamatan Cibadak,
Warunggungung, Kalanganyar, Curugbitung, Maja, Muncang Sobang, Wanasalam, Bayah
dan Cilograng.
Masyarakat yang
tinggal di daerah itu terpaksa menggunakan air tidak layak untuk keperluan
mandi, cuci dan Kakus (MCK). Mereka menggunakan air sungai yang mengalami
pendangkalan hingga airnya sudah berubah warna kehitam-hitaman.
Karena hal
tersebut, bupati lebak meminta warga untuk tetap menjaga pola hidup sehat agar
terhindar dari bebagai penyakit, terutama penyakit kulit yang biasa mewabah
akibat dampak kemarau panjang ini. (ADH)