![]() |
Mesjid Agung Al-Araf Rangkasbitung. |
MENTARI sudah mau pamitan,
sinarnya yang menguning digantikan oleh lampu-lampu jalanan yang sudah mulai
dinyalakan, suara adzan maghrib berkumandang menggema ditengah-tengah kota dari
corong speaker yang tersimpan diatas menara Masjid Agung Al-Araf Rangkasbitung
Kabupaten Lebak, Banten.
Adzan maghrib yang saling bersahutan
mampu menggetarkan hati dan membuat otak ini memerintahkan kaki untuk melangkah
menghampiri masjid yang terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Rangkasbitung
itu.
“Begitu megah masjid ini” Ujar ku
saat pertama menginjakan kaki di masjid yang didirikan dimasa Kepemimpinan Bupati
H. Mulyadi Jayabaya itu, menurut informasi, masjid yang mulai dibangun tahun
2004 memang menjadi masjid termegah di Kota ini.
Sekarang tampuk kepemimpinan
Kabupaten Lebak telah berubah, Hj. Iti Octavia Jayabaya yang “naik takhta”
menggantikan Ayahandanya H. Mulyadi Jayabaya yang akrab dipanggil Haji Bai atau
Pak ‘JeBe’. Dia sangat gigih melanjutkan kebijakan dan perjuangan bupati sebelumnya.
Berkat kepemimpinan Bupati yang berparas cantik ini, berbagai aktifitas
keagamaan makin sering dihelat di mesjid ini.
Hj. Iti yang pernah ‘nyantri’ di
Gintung ini, berupaya keras menghidupkan aktifitas keagamaan di Kabupaten Lebak,
dia berusaha menyentuh hati masyarakat disini dengan program wajib mengaji yang
dimulai pukul 17.00 s.d 20.00 WIB, program itu disambut baik oleh masyarakat, sekarang Lebak dijuluki “Kota 1000 Madrasah”
dan menjadikan Rangkasbitung sebagai kota religius. ADH