“Pembangunan Perpustakaan dan Museum ini bertujuan agar masyarakat bisa lebih mengenal Lebak” Ujarnya pada kegiatan Ekspose Pembangunan Perpustakaan dan Museum diruang kerjanya, Senin (22/06/2015).
Bahkan sampai persoalan bentuk tampilan museum, Bupati Lebak menginginkan agar tetap mengusung nilai-nilai lokal Lebak, sehingga disepakati mengusung tema “leuit” atau lumbung padi bagi masyarakat asli Lebak.
“Saya ingin kedepan museum ini dikelola oleh curator professional sehinggal mempunyai daya tarik tersendiri serta dapat menjadi kebanggaan masyarakat dengan mengusung local wisdom Lebak” Ucapnya Kepada Wartawan.
Sementara menurut sejarahwan muda asal Lebak Boni Triana pembangunan museum ini sangat penting untuk mengenalkan masyarakat terhadap sejarah kolonialiseme di Indonesia, sejarah umum Banten, Sejarah Lebak serta Max Havelaar dan Inspirasi Kemerdekaan.
Menurut Bonie Triana, Max Havelaar merupakan salah satu inspirator bagi tokoh-tokoh bangsa ini dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan, makanya Boni sangat mengapresesasi rencana Pemkab Lebak untuk membangun Museuam ini.
"Banyak masyarakat yang baru menyadari bahwa bangsa ini sedang dijajah setelah membaca Max Havelaar” Ujarnya.
Sementara Sekretrais Dearah Kabupaten Lebak, Ir. Dede Jaelani menjelaskan bahwa pembangunan museum multatlui ini akan berdampingan dengan perpustakaan saijah Adinda, yang pembangunannya berlokasi di bekas kantor BKD serta Kantor KPUD Lebak.
“Mengingat ex BKD itu merupakan bangunan cagar budaya yang dilindungi, maka kami tidak akan merubah bentuk aslinya.” Kata Sekda Lebak.
Lebih lanjut Dede menjelaskan rencana pembangunan Perpustakaan dan Museum akan didanai oleh APBD Lebak serta bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemprov Banten. (HmsLbk)